Saya adalah kepala sekolah di SMA Penabur Ilmu . Pada
suatu hari saya melaksanakan supervisi akademik, saya membawa
perangkat penilaian untuk mengukur kinerja guru ke dalam kelas, kami tidak
mengadakan pertemuan sebelumnya. Guru
kelihatan
terkejut dan tampak salah tingkah
di depan siswanya. Saya sebagai kepala sekolah juga tidak tahu pasti apakah
supervisi klinis dalam supervisi akademik harus
memberi tahu guru yang bersangkutan atau tidak. Saya tahu
aspek-aspek yang akan saya evaluasi namun guru tidak
mengetahuinya, sebagai kepala sekolah saya memang
sengaja tidak memberi tahu guru dengan maksud agar guru tampil apa adanya,
tidak dibuat-buat. Saya ijin kepada guru saat itu juga untuk duduk
dibelakang dengan maksud melihat cara guru mengajar, tentu saja saya membawa instrumen penilaian. Guru kelihatan
grogi dan sedikit kaget, siswa gaduh
dan guru segera menguasai keadaan. Kegiatan pembelajaran dimulai dan saya
sibuk mencentangi dan mengisi instrumen, setelah
selesai saya ijin ke luar kelas
dan menganggap bahwa supervisi akademik sudah saya dilaksanakan dengan baik. Sejak peristiwa itu, sampai sekarang tak
terasa satu tahun ajaran telah berlalu. Pada rapat dewan guru terdapat pertanyaan yang
ditujukan kepada saya sebagai kepala sekolah .
Apakah
supervisi yang dilakukan selama ini
akan ada tindak lanjutnya ? Mengapa tidak semua guru disupervisi ?, Apakah
tahun ajaran ini kami boleh tahu jawal supervisi kepala sekolah mohon
dijelaskan tujuannya . Saya sebagai kepala sekolah agak kaget dengan pertanyaan kristis
tersebut. Saya mencoba menjelaskan sesuai visi saya untuk mendapat peta atas
kinerja guru, walaupun kelihatannya
guru belum puas atas jawaban yang saya berikan.
|
Tugas :
Baca kasus diatas secara individu coba pahami kasus
tersebut diskusikan dalam
kelompok dan jawablah dan kerjakan tugas
dibawah ini :
|